Find Us On Social Media :

Takut Tersaingi Indonesia, Malaysia Minta Dijauhkan dari Jadwal MotoGP Mandalika

Hujan yang mengguyur Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (19/3/2022) pagi, menjadi tantangan bagi pembalap yang berjuang untuk lolos langsung ke kualifikasi 2.

SportFEAT.com – Pihak Sirkuit Sepang Malaysia minta jadwal MotoGP mereka dijauhkan dari seri MotoGP Indonesia akibat takut kalah jumlah penonton.

MotoGP Malaysia baru-baru ini resmi berganti nama menjadi Petronas Grand Prix of Malaysia usai menggandeng perusahaan minyak dan gas asal Malaysia, Petronas sebagai sponsor utama.

Bersama itu juga, Malaysia memastikan MotoGP akan digelar di Sirkuit Internasional Sepang (SIC) setidaknya hingga 2024.

Dengan kembalinya MotoGP Indonesia musim ini, sejatinya seri MotpGP di Malaysia bisa saja digelar back-to back setelah Indonesia sebagai bagian dari seri Asia.

Baca Juga: Jadwal Swiss Open 2022 - 5 Wakil Indonesia Main, Fajar/Rian Buru Kemenangan Perdana Atas Wakil Malaysia

Namun alih-alih mau berdekatan dengan seri Indonesia, Malaysia lebih memilih dijadwalkan pada akhir musim.

Tepatnya satu ronde sebelum seri penutup di Valencia, Spanyol.

Permintaan tersebut rupanya punya alasan khusus.

Baru-baru ini CEO SIC (Sepang International Circuit), Azhan Shafriman Hanif mengungkapkan jika Sepang menolak apabila jadwal MotoGP mereka berdekatan dengan Mandalika.

Azhan juga menegaskan akan menolak dan secara terang-terangan meminta agar jadwal MotoGP Malaysia dan MotoGP Indonesia tetap dibuat jarak sejauh mungkin pada musim mendatang.

Baca Juga: Ayah Jorge Lorenzo Soal Marc Marquez: Kita Sedang Jadi Saksi Fase Menurunnya Sang Juara Dunia 8 Kali

“Kami tidak akan tukar posisi dengan yang lain, kami minta dijauhkan dari seri Mandalika," Azhan dikutip Sportfeat dari Motorsport.

Ketakutan CEO Sirkuit Sepang itu bukan tanpa alasan.

Ternyata, Sirkuit Sepang Malaysia pernah merugi besar soal jumlah penonton ketika menggelar balapan Formula1 yang  dilaksanakan setelah seri Singapura pada musim 2016-2017.

Baca Juga: 3 Nama yang Berpotensi Jadi Pengganti Marc Marquez di Repsol Honda Jika Kian Meredup

Balapan yang sejatinya jadi seri back-to-back Asia itu justru menghadirkan kerugian besar bagi Sirkuit Sepang akibat kehilangan banyak penonton.

“Kami tidak ingin mengalami efek sama seperti Formula 1.”

“Saat itu kami menyelenggarakan back to back dengan Singapura, dan hasilnya kami kehilangan banyak penonton,” imbuh Azhan.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Stamina Jojo Bukan Kaleng-kaleng, Jagoan Baru Malaysia Akui Kalah Fisik dari Jonatan Christie

Di sisi lain, menurut Azhan, Sirkuit Sepang Malaysia bisa meraup keuntungan lebih besar dengan jadwal menggelar MotoGP di seri-seri penutup.

Pasalnya di akhir musim, para pembalap sedang ketat-ketatnya meraih poin untuk mencapai klasemen terbaik di akhir musim.

Yang mana hal itu semakin menggugah animo para penggemar MotoGP untuk menyaksikan jagoan mereka balapan secara langsung.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Usai Buat Kejutan, Rehan/Lisa Kembali Menantang Unggulan: Kami Ingin Main Lepas

“Kami menggelar balapan pada putaran terakhir sebelum Valencia karena biasanya kejuaraan ditentukan antara seri penutup atau satu putaran sebelumnya.”

“Dengan alasan itu akan lebih banyak orang yang datang untuk melihat kejuaraan,” ungkap Shaf dilansir Sportfeat dari Motorsport.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Fajar/Rian Ingin Lebih Kerja Keras usai Dibayangi Para Junior Ganas Ganda Putra Indonesia

Sementara itu, munculnya sirkuit-sirkuit baru di Asia Tenggara, termasuk Mandalika, diakui Azhan membuat Sirkuit Sepang kini mempunyai tugas rumah dan lebih dituntut untuk menawarkan sesuatu yang berbeda.

“Di Asia sekarang ada Mandalika, ada Buriram, jadi kami harus membuat sesuatu yang berbeda.”

“Kami dalam posisi bagus memberikan hal itu kepada fan,” pungkasnya.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Stamina Jojo Bukan Kaleng-kaleng, Jagoan Baru Malaysia Akui Kalah Fisik dari Jonatan Christie