Hasil tiga medali emas dari tiga turnamen Eropa di sektor ganda campuran itu menjadi bukti nyata bahwa keputusan Flandy keluar dari BAM Malaysia dan kembali ke Tanah Air bukanlah keputusan yang salah.
Meski begitu, pelatih 48 tahun itu ternyata enggan sesumbar dan berbangga diri.
Flandy Limpele tetap memilih rendah hati dan mengatakan bahwa hasil 3 gelar tersebut tidak lepas dari kualitas Amri/Winny sendiri.
"Alhamdulillah, terima kasih. Bisa mengakhiri tugas pertama saya dengan hasil yang penuh berkah," ungkap Flandy dalam akun Instagramnya.
"Tiga gelar juara dalam 3 minggu. Bukan karena coach yang hebat, tapi karena mereka mau berjuang. Selamat," ucap Flandy sambil mengunggah foto podium Amri/Winny.
"Semoga semakin kuat dan berjaya, dan jangan lupa banyak bersyukur," tambah Flandy.
Kesuksesan Flandy Limpele mengantarkan ganda campuran muda Indonesia meraih 3 gelar juara tahun ini jelas menjadi angin segar.
Sudah hampir 2 tahun lamanya sektor ganda campuran Indonesia berpuasa gelar.
Nama-nama pasangan senior seperti Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani serta para pasangan utama pelatnas PBSI, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso serta Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati masih kesulitan menambah gelar.
Terakhir kali ganda campuran Indonesia meraih gelar sebelumnya adalah pada Spain Masters 2021 (Mei) lewat kemenangan Rinov/Pitha.
Praveen/Melati terakhir kali juara di All England Open 2020.
Sedangkan Adnan/Mychelle dan Rehan/Lisa, kedua pasangan ini terakhir kali naik podium tertinggi pada tahun 2019, masing-masing di turnamen Russian Open dan Finnish Open.