Find Us On Social Media :

Kejuaraan Dunia 2022 - The Daddies Cabang Jepang Pede Tingkat Tinggi, Ternyata Role Modelnya Musuh Bebuyutan Marcus/Kevin

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) berpose di podium bersama Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) usai final BWF World Tour Finals 2021.

"Untuk mendapatkan kekuatan besar, dalam dua pekan ini kami akan mereview permainan kami dan melakukan yang terbaik," ucap Kobayashi.

Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2022 - Usai Kesulitan dan Kalah dari Gregoria, Ratu Bulu Tangkis Dunia Kini Bisa Diuntungkan Gara-gara Satu Hal

Performa Takuro Hoki/Yugo Kobayashi memang meroket tajam sejak satu tahun terakhir.

Setelah sejumlah pemain ganda putra terbaik Jepang pensiun, Hiroyuki Endo dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, Hoki/Kobayashi justru makin naik.

Mereka pun membongkar sedikit rahasia dapur penyebab performa melesat tajam.

Rupanya, ada perubahan yang dilakukan Kobayashi dari segi serangan yang membuat pasangan tersebut semakin kuat.

"Kobayashi sekarang powernya makin kuat, jadi itu yang membuat saya lebih mudah mengatur serangan dari depan," ungkap Hoki yang bertugas sebagai playmaker.

"Sekarang saya bisa bergerak di depan net dengan percaya diri, saya pikir ini yang membuat performa kami berbeda."

"Selain itu saya juga mulai mengurangi kesalahan sendiri," tukasnya.

Baca Juga: Chico Aura Lengkapi Formasi Tunggal Putra, Berikut Update Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia 2022

Selain dari pola main, rupanya Hoki/Kobayashi juga tetap mengakui bahwa ada faktor senior yang membantu mereka.

Khususunya ketika mereka menjadikan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe sebagai role model mereka.

Sebagai informasi, Endo/Watanabe menjadi pasangan dengan defens paling tangguh dan sangat menyulitkan lawan. Mereka dikenal sebagai musuh bebuyutaan Marcus/Kevin.

"Endo/Watanabe menjadi standar kami, mereka role model bagi kami. Kalau kami bisa mengalahkan mereka, kami bisa menaklukkan dunia istilahnya," ucap Hoki.

"Ketika Endo pensiun, kami sempat idak tahu seberapa jauh kami harus kompetitif, kami sempat tidak yakin."

"Tapi di sisi lain itu justru membuat kami jauh lebih berusaha untuk menjadi yang terbaik karena tidak ada senior," pungkasnya.