Situasi sulit yang tengah dialami Yamaha saat ini ternyata tak terlepas dari pandemi Covid yang merebak di awal tahun 2020.
Baca Juga: Gawat! Marc Marquez Mengaku Kondisi Lengan Kanannya Tak Akan Pernah Sekuat Lengan Kirinya Lagi
Atas situasi itu membuat pihak MotoGP memperkenalkan pembekuan desain mesin untuk musim 2020 dan 2021.
"Dengan Covid, kami terjebak selama dua musim di mana kami mengalami pembekuan mesin," imbuh Lin Jarvis.
"Jadi itu berarti kami tidak dapat melakukan peningkatan di tahun '21."
"Kemudian di '22 Anda pada dasarnya membuka 'pintu air'."
"Kami sangat sibuk mengembangkan mesin '22 dengan tingkat kinerja tenaga kuda yang berbeda."
"Namun akhirnya, bagaimanapun juga, ini selalu merupakan masalah mengevaluasi perolehan kinerja versus faktor keandalan, dan jika Anda tidak memiliki jaminan keandalan 100% maka Anda perlu ragu-ragu."
Baca Juga: Aprilia Menuju Tim Papan Atas, Maverick Vinales Makin Percaya Diri Hadapi MotoGP 2023
"Pada dasarnya pada saat itu kami mengambil keputusan bahwa kami ingin menghindari risiko apa pun, jadi kami memutuskan untuk tidak menggunakan mesin (2021) yang sama."
"Tetapi kami memutuskan untuk tetap menggunakan tingkat kinerja yang konservatif (pada tahun 2022) untuk memastikan bahwa kami akan mempertahankan keandalannya."
"Jadi itulah yang sebenarnya terjadi," tukas Lin Jarvis.
Pada musim depan, Yamaha akan menjalani petualangan baru dengan berkompetisi tanpa tim satelit.
RNF yang menjadi tim satelit mereka di musim 2022, kini berlabuh ke Aprilia.
Yamaha sendiri masih mempertahankan dua pembalapnya yakni Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli.