Find Us On Social Media :

Baru Ketahuan Sekarang, Jorge Lorenzo Memang Sengaja Memantik Api dengan Valentino Rossi, Sampai Susun Skenario dengan Pers

Pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi serta pebalap Repsol Honda, Marc Marquez

SportFEAT.com - Jorge Lorenzo kini mengakui satu fakta bahwa sebenarnya selama ini yang menciptakan persaingan sengit dengan Valentino Rossi adalah ia sendiri.

Pengakuan itu diungkap Jorge Lorenzo dalam wawancara beberapa waktu lalu bersama DAZN dalam acara bertajuk Cuatro Tiempos.

Dalam acara tersebut, Lorenzo sedikit kilas balik tentang kariernya, dari persoalan karier pribadi sampai ke tingkat rivalitas dengan pembalap MotoGP lain.

Kalau sudah menyinggung soal rivalitas Lorenzo, tentu saja yang paling jelas adalah persaingan panasnya dengan Valentino Rossi.

Baca Juga: Setelah Suzuki Gulung Tikar, Tim yang Lahirkan Sosok Maverick Vinales hingga Enea Bastianini pun Hilang dari Paddock MotoGP

Terutama di musim MotoGP 2015, ketika Lorenzo dan Rossi berada satu atap di paddock Movistar Yamaha.

Siapapun penggemar MotoGP pasti tahu, persaingan Lorenzo dan Rossi sangat panas di musim itu, terutama dalam perebutan gelar juara dunia, di mana The Doctor sangat nyaris meraih gelar ke-10.

Banyak yang mengira persaingan itu semakin panas karena ambisi dari Rossi dan juga ada campur tangan Marc Marquez yang meramaikan persaingan keduanya.

Namun siapa sangka, justru ternyata Lorenzo-lah yang menciptakan percikan api itu sendiri dengan Rossi.

Lorenzo, yang pensiun sejak 2020 itu mengaku memang sengaja membuat masalah dan psywar dengan Rossi.

Niatnya tidak lepas dari keinginan memotivasi diri dan juga membuat nyali lawan menciut.

"Sebenarnya Vale dan saya tidak bertarung di trek sesengit itu pada tahun 2015. Bahkan jika persaingan terasa, saya masih bisa menerima bahwa terkadang saya menang, terkadang dia yang menang," kata Lorenzo.

"Namun akhirnya rivalitas itu kian terasa, media seakan menjadi kompor kami bahkan sampai di luar trek."

"Segala momen antara saya dan Vale diambil oleh media. Tiap kali saya mengatakan sesuatu, Vale juga mengatakan sesuatu, lalu saya jawab dan begitu seterusnya."

"Di pers dikatakan bahwa kami tidak akur dan kami tidak berbicara satu sama lain," tukasnya.

Baca Juga: Sampai Dicap Ketinggalan, Ternyata Ini Alasan Yamaha Kukuh Tak Sudi Beralih dari Mesin Inline 4 ke V4

Bahkan sebelum seri terakhir musim 2015, Valencia, Lorenzo masih ingat betul bahwa ia memang sengaja semakin menciptakan bola api panas.

Lorenzo bahkan sampai mendekati jurnalis Diario AS, Mela Chercoles, memohon padanya untuk menanyakan sebuah pertanyaan memancing dan spesifik pada konferensi pers sebelum balapan.

"Di bandara, saya mengatakan kepadanya bahwa pada konferensi pers nanti dia (wartawan, red) harus bertanya pada saya, apakah Valentino pantas mendapatkan gelar," kata Lorenzo mengenang.

"Lalu akan saya jawab bahwa ia (Rossi) tidak pantas. Saya ingin menekannya untuk membuatnya merasa rendah diri."

"Saya memang menciptakan persaingan ini melalui pers," aku Lorenzo lagi.

Karakteristik Lorenzo yang haus akan persaingan memang sebenarnya sudah lama dimiliki.

Bahkan ketika ia masih di kelas 125cc, Lorenzo pun sudah pernah bersaing panas dengan Dani Pedrosa pada 2003 silam.

"Saya mencari persaingan seperti ini, karena memiliki musuh (dalam balapan, red) itu memotivasi saya," ungkap Lorenzo.

Meski pernah bersaing panas pada masanya dengan Valentino Rossi ataupun Dani Pedrosa, faktanya hubungan Lorenzo dan keduanya sudah akur.

Lorenzo bahkan sudah sempat mencicipi profesi sebagai test rider Yamaha setelah pensiun, dan berada satu paddock lagi dengan Rossi di musim 2020.

Terlepas dari itu, Lorenzo menyayangkan, di era MotoGP sekarang, tidak ada lagi persaingan sepanas seperti pada masa-masa ia, Rossi, Stoner, dan Pedrosa.

Menurut Lorenzo, pembalap muda sekarang jauh lebih ramah dengan lawan-lawannya. 

Itu memang hal bagus, namun menurut Lorenzo, atmosfer kompetisi MotoGP terkadang memerlukan bumbu persaingan panas.

Lorenzo meyakini bahwa penggemar MotoGP pasti banyak yang menyukai perselisihan dan menjauhi keharmonisan.

Dengan adanya persaingan sengit, karakter pembalap pun pasti juga akan lebih kuat.