Find Us On Social Media :

Performa Top Speed Meningkat, Namun Yamaha Dihadapkan Masalah Baru

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, berlomba dengan kondisi cedera patah tulang jari pada balapan MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang, Malaysia, 23 Oktober 2022.

SportFEAT.com - Pembalap penguji Yamaha, Cal Crutchlow sesumbar mesin baru YZR-M1 memiliki performa top speed lebih baik, namun menimbulkan masalah baru.

Para insinyur Yamaha saat ini setidaknya memiliki dua pekerjaan rumah yang harus mereka selesaikan sebelum MotoGP 2023 resmi bergulir.

Pertama, peningkatan top speed yang selama ini banyak dikeluhkan oleh para pembalapnya, terutama Fabio Quartararo.

Berkat kurangnya top speed, di MotoGP 2022 silam, pembalap asal Prancis itu terpaksa gagal mempertahankan gelar juaranya.

Baca Juga: Tak Ingin Unggulkan Salah Satu, Pecco Bagnaia Lempar Pujian untuk Valentino Rossi dan Marc Marquez

Yang kedua bagaimana motor Yamaha bisa ramaha terhadap seluruh pembalapnya.

Situasi itu seakan tak terlihat di musim lalu di mana Fabio Quartararo menjadi satu-satunya pembalap yang setidaknya masih bisa cepat di atas YZR-M1.

Sedangkan pembalap seperti Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso terlihat kesulitan.

"Sulit untuk mengatakannya karena tentu saja, kami telah mendapatkan kecepatan tertinggi yang lebih tinggi (dengan mesin 2023), tetapi itu datang dengan masalah baru," kata Crutchlow dikutip Sportfeat dari Crash.net.

"Motor dengan top speed lebih di ujung lintasan lurus sudah akan lebih kompetitif karena Fabio tidak akan dilewati dengan mudah dan dia mungkin bisa melewati pembalap lain."

"Dia membutuhkan sesuatu untuk bisa bertarung dan saya yakin apa yang telah kami lakukan untuk tahun depan akan melakukan itu."

"Tapi kami perlu membuat motornya lebih stabil."

Baca Juga: Mendadak Pecat Pelatih, Kesempatan Johann Zarco di MotoGP 2023 Makin Tipis

Skeptisme Crutchlow bahwa top speed saja akan menyelesaikan masalah di Yamaha datang dari pengalamannya sendiri dengan berkendara dalam kondisi lintasan yang level cengkramannya rendah.

Hal itu begitu kontas dengan apa yang terjadi di tes Misano dan Valencia yang memiliki cengkraman lebih tinggi di mana ada 20 lebih pembalap yang melintasi trek.

"Masalah yang saya miliki adalah ketika mereka (Quartararo dan Morbidelli) melakukan uji coba di trek dengan banyak cengkeraman," sambung pria asal Inggris itu.

"Tapi kenyataannya tidak selalu seperti itu (di balapan). Mereka harus melewati (cengkeraman aspal lebih rendah di) FP1, FP2 dan FP3."

"Jadi ketika saya mengendarainya, itu lebih realistis dengan itu."

"Saya yakin saya tahu arah yang harus kami tuju, dan saya sudah menjelaskannya kepada mereka," kata Crutchlow.

Pada beberapa kesempatan sebelumnya, Cruthlow sempat mengatakan jika performa top speed bukanlah faktor utama untuk bisa meraih gelar.

Baca Juga: Malaysia Open 2023 - Dejan/Gloria Kalah Malah Beruntung, Banyak Pelajaran Didapat dari Melawan Monster Ganda Campuran Dunia

Pasalnya dengan kecepatan tertinggi yang dimiliki, biasanya motor akan sulit dikendalikan.

Cal Crutchlow menyebut jika YZR-M1 menjadi motor yang lebih agresif berdasarkan selama enam seri terakhir sebagai pengganti Andrea Dovizioso yang pensiun di tengah musim.

"Satu hal adalah bahwa mesin yang kami miliki (pada 2022), saya yakin sangat agresif. Dan itulah mengapa kami kesulitan," imbuhnya.

"Kami menciptakan banyak putaran ban dan kami tidak berakselerasi dari tikungan. Jadi kami harus meningkatkannya juga."

"Berkendara dengan motor lain di balapan terakhir, Anda lebih memahami masalahnya karena Anda dapat melihat dengan tepat di mana mereka lebih kuat dan kemudian memberikan informasi itu kembali."

"Tapi Yamaha menjadi lebih. Agresif dengan pendekatan mereka, itulah yang kami butuhkan."

"Lin (Jarvis) dan Miao (Meregalli) sangat mengendalikan situasi ke depan, dan ini bagus."