Baca Juga: Isi Waktu Luang, Sprinter Andalan Indonesia Ini Lakukan Hal Terduga
Chang Ye-na menuturkan bahwa proses awal mula dia dekat dengan Greysia Polii adalah saat Greysia/Nitya mencetak rekor baru berupa melakoni pertandingan panjang pada Kejuaraan Asia 2016.
Ya, saat itu, Greysia/Nitya melakoni laga semifinal super alot melawan ganda putri Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao hingga berdurasi 2 jam 41 menit.
"Sebenarnya kami sudah dekat sejak di level junior karena kami sering berhadapan di lapangan. Tapi, awal dekat itu sejak Kejuaraan Asia 2016. Saat itu, Greysia dan Nitya bikin rekor dunia melewati pertandingan panjang melawan pasangan Jepang," kata Chang Ye-na dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Pertandingan Greysia/Nitya versus Fukuman/Yonao tersebut dimenangkan oleh wakil Jepang.
Dari hitung-hitungan poin menuju Olimpiade Rio 2016 saat itu, Chang Ye-na/Lee So-hee bisa lolos menuju ajang empat tahunan tersebut andaikata Greysia/Nitya menang atas Fukuman/Yonao.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya, Greysia/Nitya harus terhenti di semifinal setelah kalah dengan skor 21-13, 19-21, 22-24.
Kekalahan Greysia/Nitya tersebut hampir-hampir menutup peluang Chang/Lee untuk lolos ke Olimpiade 2016.
Sebab, Fukuman/Yonao akan berhadapan dengan kompatriot mereka sendiri, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Di sini, bisa saja ada skenario yang bisa menguntungkan Jepang.
Apabila Matsutomo/Takahahsi yang saat itu sudah pasti lolos kalah dari Fukuman/Yonao, maka Fukuman/Yonao akan menemani Matsutomo/Takahashi ke Olimpiade 2016. Dengan kata lain, Jepang punya dua wakil ganda putri di Olimpiade tersebut.
Sedangkan kans Chang Ye-na/Lee So-hee pudar.
"Kalau Greysia/Nitya menang, saya dan Lee So Hee dapat tiket ke Olimpiade Rio 2016, tapi ternyata mereka kalah, pupus sudah harapan saya ke olimpiade," kenang Chang Ye-na saat itu.
Di sinilah, kedekatan Greysia dan Chang Ye-na mulai terjalin.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |