SportFEAT.COM - Kedekatan dua pemain ganda putri papan atas dunia, Greysia Polii dengan Chang Ye-na (Korea Selatan) rupanya memiliki cerita unik tersendiri.
Sudah menjadi pemandangan yang akrab apabilan Greysia Polii memiliki kedekatan dengan beberapa pemain ganda putri asal Korea Selatan.
Yang paling sering terlihat adalah persahabatan yang terjalin antara Greysia Polii dengan Chang Ye-na.
Keakraban dua pemain ganda putri andalan masing-masing negara tersebut seringkali terlihat, utamanya di luar arena lapangan.
Kedekatan Greysia dengan Chang Ye-na pun juga kerap mereka abadikan melalui unggahan foot-foto kebersamaan mereka di akun media sosial mereka masing-masing.
Melansir dari wawancara ekslusif yang dilakukan Badminton Indonesia, SportFEAT.com menemukan kisah unik awal mula terjalinnya persahabatan pemain beda negara tersebut.
Greysia Polii dan Chang Ye-na menjadi dekat sejak 2016 lalu di tengah ketatnya pengumpulan poin menuju Olimpiade Rio.
Saat itu, Greysia Polii masih berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.
Adapun Chang Ye-na bertandem dengan Lee So-hee.
Baca Juga: Isi Waktu Luang, Sprinter Andalan Indonesia Ini Lakukan Hal Terduga
Chang Ye-na menuturkan bahwa proses awal mula dia dekat dengan Greysia Polii adalah saat Greysia/Nitya mencetak rekor baru berupa melakoni pertandingan panjang pada Kejuaraan Asia 2016.
Ya, saat itu, Greysia/Nitya melakoni laga semifinal super alot melawan ganda putri Jepang, Naoko Fukuman/Kurumi Yonao hingga berdurasi 2 jam 41 menit.
"Sebenarnya kami sudah dekat sejak di level junior karena kami sering berhadapan di lapangan. Tapi, awal dekat itu sejak Kejuaraan Asia 2016. Saat itu, Greysia dan Nitya bikin rekor dunia melewati pertandingan panjang melawan pasangan Jepang," kata Chang Ye-na dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
Pertandingan Greysia/Nitya versus Fukuman/Yonao tersebut dimenangkan oleh wakil Jepang.
Dari hitung-hitungan poin menuju Olimpiade Rio 2016 saat itu, Chang Ye-na/Lee So-hee bisa lolos menuju ajang empat tahunan tersebut andaikata Greysia/Nitya menang atas Fukuman/Yonao.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya, Greysia/Nitya harus terhenti di semifinal setelah kalah dengan skor 21-13, 19-21, 22-24.
Kekalahan Greysia/Nitya tersebut hampir-hampir menutup peluang Chang/Lee untuk lolos ke Olimpiade 2016.
Sebab, Fukuman/Yonao akan berhadapan dengan kompatriot mereka sendiri, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi. Di sini, bisa saja ada skenario yang bisa menguntungkan Jepang.
Apabila Matsutomo/Takahahsi yang saat itu sudah pasti lolos kalah dari Fukuman/Yonao, maka Fukuman/Yonao akan menemani Matsutomo/Takahashi ke Olimpiade 2016. Dengan kata lain, Jepang punya dua wakil ganda putri di Olimpiade tersebut.
Sedangkan kans Chang Ye-na/Lee So-hee pudar.
"Kalau Greysia/Nitya menang, saya dan Lee So Hee dapat tiket ke Olimpiade Rio 2016, tapi ternyata mereka kalah, pupus sudah harapan saya ke olimpiade," kenang Chang Ye-na saat itu.
Di sinilah, kedekatan Greysia dan Chang Ye-na mulai terjalin.
"Setelah pertandingan itu, Greysia mengirim pesan ke saya, menanyakan bagaimana peluang saya ke olimpiade, mungkin dia tidak tahu poin saya kurang atau apa," tutur Chang.
"Saya jawab 'All gone, saya tidak mungkin ke olimpiade, karena di final, Fukuman/Yonao akan bertemu dengan sesama pasangan Jepang (Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi),'" imbuhnya.
"Tapi Greysia bilang kepada saya "I'm so sorry for you. Tapi semua ini belum berakhir, mungkin saja ada keajaiban di final besok. Jangan menyerah, mari kita berdoa bersama, saya akan berdoa untukmu," ucap Chang.
Dan benar saja apa yang terjadi justru di luar dugaan. Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi bermain fair dan mengalahkan Fukuman/Yonao di babak final tersebut.
Alhasil, Chang/Lee berhasil lolos ke Olimpiade Rio 2016.
Dukungan yang diberikan Greysia kepada Chang saat itupun seolah terus terngiang di benak Chang Ye-na hingga akhirnya mereka saling dekat dan menjadi sahabat.
"Pesan ini sangat mengejutkan saya, menyentuh hati saya. Saya pikir, saya tidak dekat dengan dia, dia bukan pemain senegara dengan saya, kenapa dia begitu empati kepada saya?," kata Chang.
"Saat perbutan tiket olimpiade (2016) ini adalah masa-masa yang berat buat saya, begitu banyak tekanan dan tegang sekali, tapi tiba-tiba saya mendapat dukungan dari orang yang biasa menjadi lawan saya di lapangan, (padahal) waktu itu kami belum dekat sama sekali," lanjut dia.
Baca Juga: Rekap Thailand Masters 2020 - Anggia/Della Tumbang, Tim Indonesia Masih Tanpa Wakil di Babak Kedua
Di sisi lain, Chang Ye-na dan Greysia Polii saat ini tidak mengalami kendala dalm berkomunikasi.
Awalnya, Chang mengaku menggunakan bantuan aplikasi translatro dari bahasa Korea ke bahasa Inggris. Namun berkat dorongan semangat dari Greysia, Chang sendiri sekarang sudah mahir saling berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
"Dulu saya kalau chat dengan dia pasti pakai aplikasi translator. lalu Greysia mendorong saya untuk belajar bahasa Inggris," terang Chang Ye-na.
"Sekarang saya sudah bisa berbahasa Inggris, kalau ngobrol sama dia nggak perlu pakai aplikasi translator lagi," imbuhnya.
Adapun Greysia juga mengaku sudah mempelajari bahasa Korea.
"Greysia pun sudah lancar berbahasa Korea, kata teman-teman di tim saya, bahasa Korea dia sangat lancar," ujar Chang.
"Iya, saya sudah lumayan bisa bahasa Korea, termasuk membaca huruf hangeul (Korea). Saya mengerti mereka bicara apa, tapi saya belum bisa berbicara lancar dalam bahasa Korea (secara menyeluruh), " timpal Greysia.
Saat ini, Greysia dan Chang Ye-na sama-sama telah memiliki partner anyar.
Greysia kini bertandem dengan Apriyani Rahayu, adapun Chang Ye-na kini tengah meniti karier barunya dengan Kim Hye-rin.
(*)
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |