Mengingat keduanya sama-sama berusaha bangkit dari hasil buruk di Thailand, kemudian melakukan persiapan matang dalam rentang waktu yang sama, tak salah jika berandai-andai duel keduanya bisa sangat seru di All England 2021 lalu.
Ambisi Ginting pun bisa lebih besar.
Sebab Lee Zii Jia berangkat dengan ambisi mengakhiri puasa gelar 4 tahun Malaysia, sedangkan Ginting punya tekad besar memutus paceklik gelar tunggal putra Indonesia sejak 1994 yang diraih Hariyanto Arbi.
Meski begitu, nasi sudah menjadi bubur. Faktanya tak ada satupun wakil Indonesia yang mendapat kesempatan untuk membuktikan diri di All England Open 2021 akibat 'pengusiran' yang mereka terima.
Baca Juga: Kejanggalan Service Judge All England Open 2021 di Laga Ahsan/Hendra Bakal Diusut Tuntas
Di sisi lain, kebangkitan Lee Zii Jia sangat perlu diapresiasi. Di tengah keraguan publik Negeri Jiran terhadapnya yang sempat membuat posisi sang pelatih Hendrawan juga nyaris dicopot, ia mampu membungkamnya dengan gelar prestisius.
Terlebih, selama mempersiapkan diri sebelum All England Open 2021, Lee Zii Jia berjuang menghadapi tekanan hingga sempat stress dan menyendiri.
Baca Juga: Hubungan Indonesia-BWF Retak, Permintaan Maaf Dianggap Tak Jelas
"Dia juga merasa bersalah atas penampilannya yang kurang bagus saat itu dan menjadi pendiam," ungkap ibu Lee Zii Jia, Leow Siet Peng.
"Ia semakin stres setelah melihat lima seniornya didepak oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) pada Februari lalu."
"Dia kurang berbicara dengan keluarga dan hanya berkomunikasi melalui pesan," pungkasnya.
Source | : | the star,SportFEAT.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |