SportFEAT.com – Anthony Ginting dkk menjalani seleksi tes kesehatan sebagai bagian dari syarat kelayakan bertahan dan menetap di pelatnas PBSI.
PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) sebelumnya sudah menetapkan Anthony Ginting dan 86 atlet lainnya untuk bergabung di pelatnas (pemusatan latihan) pada akhir Maret 2021.
Ada yang bertahan dan ada pula yang jadi pendatang baru. Meski sudah resmi diakui sebagai pemain pelatnas, mereka masih harus menjalani serangkaian tes kesehatan.
Bertempat di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, tes kesehatan baru diikuti 67 atlet pelatnas pada hari Kamis (8/4/2021).
Baca Juga: Cara PBSI Orbitkan Pemain Muda Lebih Cepat Menuju Level Top Dunia
Tes kesehatan ini rutin dilakukan PBSI saat pemanggilan atlet di setiap awal tahun.
Selain tes kesehatan, Anthony Ginting dkk juga menjalani tes fisik pada hari Jumat (9/4/2021).
Tes kesehatan ini dibagi menjadi enam pos yang meliputi pemeriksaan darah, elektrolit, fungsi hati, ginjal, rontgen thorax, frekuensi nadi, tensi, saturasi oksigen, THT, mata, EKG, visus, postur, gizi, dan lain sebagainya.
Kepala dokter PBSI, Michael Triangto menjelaskan tujuan diadakannya seleksi kesehatan bagi atlet pelatnas bulu tangkis.
"Yang pertama tes kesehatan ini bertujuan tentunya setiap ada atlet yang baru masuk, dalam artian atlet yang terpilih, kami harus mengetahui dulu baik tingkat kesehatannya maupun tingkat kebugarannya," ungkap Michael dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Ini sebagai syarat para atlet bisa masuk di pelatnas, harus sehat dan memenuhi standar. Baik standar kesehatan dan standar kebugaran sesuai yang diminta pelatih fisik."
Baca Juga: Ganda Putri Buangan BAM Comeback di Malaysia Open 2021, Ganda Putri Indonesia Dapat Alarm Bahaya
Anthony Ginting dkk bisa terancam batal bergabung dengan pelatnas jika tidak memenuhi standar kriteria kesehatan.
“Karena kalau kondisinya terlalu jauh maka akan menyulitkan atletnya maupun kami saat nanti dilatih.”
“Ada beberapa contoh atlet yang bisa disebut potensial lalu masuk ke pelatnas tapi ternyata ia sudah habis-habisan di klub, artinya sudah pernah cedera dan ketika di dalam pun akhirnya terus mengalami cedera. Itu yang kami hindari.“
Baca Juga: Usai Satu Tahun Bertapa Akhirnya Pemain China Turun Gunung di India Open 2021
“Makanya para atlet ini harus benar-benar kualitasnya sesuai dengan standar yang kami minta," lanjut Michael.
Jika ada yang gagal di tes kesehatan, PBSI masih memberi kesempatan bagi para atlet untuk ikut seleksi kembali di tahun berikutnya.
Dengan syarat usianya masih cukup dan mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Michael menjelaskan nilai tes kesehatan yang minus bukanlah hasil final untuk menentukan Anthony Ginting dkk bakal lanjut atau batal gabung di pelatnas.
Ada beberapa poin yang bisa terselamatkan dan dicari solusinya jika mendapat nilai yang tidak terlalu bagus di tes kesehatan.
"Misalnya atletnya bagus, kesehatan cukup bagus juga kecuali mata. Berkacamata katakan seperti itu. Tentunya tetap saja kami akan mengatakan ini nilai minus untuk dia.”
“Tapi itu bukan final karena kami akan membicarakan lagi dengan yang lain."
Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Mundur dari Jabatan Sekjend PBSI, Kandidat Pengganti Terkuat Sudah Muncul
"Jadi bisa kami perbaiki tidak nilai minus ini? Mau tidak dia ganti kacamatanya dengan kontak lensa. Kalau itu bisa kan tidak masalah."
"Contoh lain, atlet ini serba bisa dan sudah pernah menjadi juara tapi tinggi badan tidak memenuhi persyaratan. Tidak masalah asal kekurangannya itu bisa ditutup dengan kemampuan yang lain, kelenturan dan kecepatan misalnya. Apalagi dia main di ganda," pungkasnya
View this post on Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nestri Yuniardi |