SportFEAT.COM - Pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian, menyebut pembatalan Malaysia Open 2021 dan Singapore Open 2021 membuat mental bertanding Greysia Polii/Apriyani Rahayu terganggu.
Tim bulu tangkis Indonesia dipastikan bakal menurunkan tujuh wakil pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Salah satunya adalah pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Pasangan ranking enam dunia itu menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 untuk sektor ganda putri.
Baca Juga: Dari Musuh Jadi Kawan, Ganda Putra Nomor Satu Malaysia Ingin Gondol Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020
Jelang bergulirnya Olimpiade Tokyo 2020, berbagai persiapan telah dilakoni Greysia/Apriyani.
Pasangan senior-junior itu diketahui telah berlatih selama dua bulan terakhir agar tampil maksimal di turnamen multievent empat tahunan tersebut.
Meski begitu, pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian, menyebut ada satu masalah yang dihadapi oleh anak asuhnya tersebut yakni masalah mentalitas.
"Untuk sisi fisik mereka sudah siap, tetapi ini kan turnamen besar di olahraga bukan hanya bulutangkis dan digelar pun hanya empat tahun sekali,” ucap Eng Hian dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
“Jadi saya menaruh perhatian lebih pada masalah nonteknisnya.
"Bagaimana saya bisa menjaga mereka tidak berada di bawah tekanan atau terlalu berekspektasi tinggi, saya buat serileks mungkin seperti turnamen biasa saja."
Untuk mensiasati hal tersebut, juru taktik kelahiran Solo ini sudah meminta bantuan psikolog.
Baca Juga: Kelemahan Terbesar Anthony Ginting dan Jonatan Christie Mulai Terungkap Jelang Olimpiade Tokyo 2020
"Saya juga meminta bantuan psikolog untuk membuat program serta mendampingi Greys/Apri, agar kondisi mental mereka tetap bagus dan terjaga,” kata Eng Hian.
“Juga agar mereka selalu bisa mengikis ketegangan saat pertandingan di lapangan atau saat di luar lapangan."
Pria yang akrab disapa Didi ini mengklaim masalah mentalitas bertanding ditengarai karena pembatalan dua turnamen yang seharusnya menjadi ajang pemanasan sebelum Olimpiade Tokyo 2020.
Dua turnamen yang dimaksud adalah Malaysia Open 2021 dan Singapore Open 2021.
"Pasti ada pengaruhnya pembatalan turnamen-turnamen itu, terutama untuk kondisi mentalnya. Sebagai atlet kan butuh suasana kompetisi untuk mencoba hasil latihan," ucap Eng Hian.
"Begitu juga pelatih, untuk bisa menilai hasil latihan ini efektif atau tidak. Tetapi nyatanya tidak ada ajang untuk melakukan itu,"
"Selain itu, kami akhirnya tidak bisa terlalu membaca kekuatan lawan. Tapi berdasarkan hasil turnamen sebelumnya, tanpa mengecilkan negara lain, saya masih melihat persaingan tetap akan dari Jepang, China, dan Korea," timpalnya.
Lebih jauh, mantan ganda putra nasional ini rupanya juga sudah mempersiapkan program latihan unik untuk Greysia/Apriyani.
Program latihan yang dimaksud adalah menggelar sparring dengan pemain ganda putra.
"Saya juga sudah menyiapkan menu sparring dengan ganda putra untuk menambah kecepatan dan kekuatan mereka," tutup Didi.
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |