SportFEAT.com - Meski kecewa dengan kinerja tim, di sisi lain Maverick Vinales juga merasa sadar diri tak pantas untuk terus bertahan di Yamaha apalagi setelah ia mencatatkan hasil terburuk sepanjang kariernya.
Maverick Vinales mengungkap ia memang kecewa dengan cara kerja tim Yamaha yang tidak terlalu cocok dengan gaya balapnya.
Namun di sisi lain, pembalap asal Spanyol tersebut juga merasa tahu diri atas penampilannya yang semakin menurun.
Keputusan Maverick Vinales pisah dengan Yamaha adalah hal yang paling logis baginya.
"Saya sangat menghormati Yamaha. Saya menghargai bahwa mereka menginvestasikan banyak waktu untuk saya. Kami mendapatkan hasil yang bagus, tetapi saya tidak tahu mengapa saya tidak berhasil menjadi lebih cepat dan lebih konsisten," ucap Maverick Vinales dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Saya hanya bisa berterima kasih kepada Yamaha atas kesempatannya. Mereka selalu baik kepada saya, itu yang paling penting," kata pembalap asal Spanyol tersebut.
Salah satu titik balik pemikiran Vinales untuk hengkang adalah ketika ia membukukan hasil terburuk sepanjang kariernya di MotoGP.
Hal itu terjadi pada seri Jerman. Vinales start dari posisi kedua terakhir, dan finis pada posisi paling buncit.
Dengan kata lain, ia menjadi pembalap paling lelet di seri tersebut.
Bahkan kalah oleh rider-rider rookie atau pembalap underdog lainnya.
Hasil tersebut lah yang tampaknya membuat Vinales akhirnya membulatkan tekad untuk berpisah dengan Yamaha, meski kontraknya baru akan habis pada akhir 2022.
Baca Juga: Waduh! Keputusan Maverick Vinales Hengkang dari Yamaha Bikin Andrea Dovizioso Galau
"Secara manusiawi, hasi di Sachsenring (Jerman) sangat menyakitkan bagi saya. Itu hasil yang kurang ajar bagi saya sebagai seorang pembalap," kata Vinales.
"Sulit untuk dilupakan, saya belum pernah berada di posisi itu dalam hidup saya, bahkan ketika saya mulai debut balapan."
"Itu menyakitkan dan membuat saya berpikir dan mempercepat keputusan banyak hal," tukasnya.
Baca Juga: Satu Faktor yang Bikin Valentino Rossi Harus Pensiun dari Ajang MotoGP
Vinales telah memperkuat Monster Energy Yamaha selama lima tahun sejak 2017.
Namun selama itu pula ia kurang bersinar, dengan hanya mengemas 8 gelar juara dan jarang memberikan perlawanan sengit untuk memmperebutkan gelar juara dunia.
"Dulu ketika mereka memperpanjang kontrak saya pada 2020, saya seperti 'Apa?' (terheran-heran). Karena saya sudah merasa tidak bisa memberikan yang maksimal," ungkap Vinales.
"Saya berkata kepada tim bahwa saya tidak tahu mengapa bisa seperti itu, tapi kala itu saya masih bisa bilang tidak akan menyerah. Bagaimanapun waktu itu mereka memperpanjang kontrak saya selama 2 tahun, saya berterima kasih untuk itu," kata dia.
Kini masa depan Vinales di MotoGP 2022 jaidi pertanyaan. Namun kemungkinan besar dari rumor yang beredar dia akan merapat ke Aprilia.
Aprilia menjadi satu-satunya tim pabrikan tersisa yang masih bisa menampung pembalap.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |