SportFEAT.com – Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto fokus membenahi mental Praveen/Jordan agar langsung tampil ngegas di Olimpiade Tokyo 2020.
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti mengemban tugas berat di Olimpiade Tokyo 2020.
Praveen/Melati diharapkan mampu meneruskan tradisi emas yang berhasil diraih Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada Olimpiade Rio 2016 lalu.
Pasangan yang sering dijuluki Honey Couple ini akan mengawali perjuangan Olimpiade Tokyo 2020 di Grup C.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – Pebulu Tangkis Unik Asal Mesir Ini Bisa Mengacaukan Pamor Carolina Marin
Praveen/Melati akan berhadapan dengan Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark), Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), dan Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville (Australia)
Di laga perdana babak fase grup, ganda campuran nomor satu Indonesia itu akan menghadapi wakil Australia, Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville (Australia) pada Sabtu, (24/7/2021).
Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto mengaku bahwa partai pembuka melawan wakil Australia itu akan menjadi momentum bagi Praveen/Melati.
Akan tetapi, Nova berpesan agar anak asuhnya tak boleh lengah walaupun menghadapi ganda campuran ranking 57 dunia itu.
"Bertemu pasangan Australia di partai pertama harusnya jadi keuntungan bagi Jordan/Melati," ungkap Nova Widianto dilansir SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Asal tidak lengah mereka bisa memanfaatkan ini sebagai langkah awal untuk masuk ke suasana pertandingan sebelum bertemu lawan yang sepadan," sambung Nova.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Alasan Anthony Ginting Ogah Mikir Persaingan Babak 16 Besar
Lebih lanjut, Nova mengaku bahwa persiapan ganda campuran ranking empat dunia itu sudah cukup baik.
Saat ini, ia hanya fokus untuk membenahi mental agar Praveen/Melati langsung tancap gas di laga perdana Olimpiade Tokyo 2020.
"Kondisi Jordan/Melati sejauh ini sudah sangat bagus. Latihannya sudah banyak ke teknik, latihan fisiknya sudah dikurangi," tutur pelatih 43 tahun itu.
“Pada dua hari terakhir ini tinggal menyiapkan dan menguatkan mental saja, yang terpenting sekarang mentalnya harus siap."
“Karena Olimpiade selama ini kalau saya lihat kadang-kadang orang yang ada di peak performance belum tentu siap secara mental," tambah Nova Widianto.
Lebih jauh, Nova fokus membenahi mental sebab ia tak ingin kejadian buruk di masa lalu kembali menimpa Praveen/Melati di Olimpiade Tokyo 2020.
Kala itu, hasil kurang maksimal diraih Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang sudah siap secara teknis namun mentalnya goyah ketika tampil di Olimpiade London 2012.
"Kalau saya flashback, Owi/Butet itu performa terbaiknya di 2012 tapi emasnya di 2016,” jelas Nova Widianto.
“Kenapa? Karena mereka secara permainan 2012 itu sudah bagus tapi secara mental belum siap," tandasnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Greysia/Apriyani Cuma Punya Rekor Bagus Lawan Pasangan Inggris
View this post on Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Bagas Dadiraka |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |