"Iya ini di luar prediksi ya," tutur sang pelatih, Herry Iman Pierngadi dikutip Sportfeat dari siaran pers PBSI.
"Mereka tidak bisa keluar dari tekanan, dua-duanya jadi tegang dan pola mainnya tidak normal, tidak bisa seperti biasanya."
"Sebaliknya lawan bisa menerapkan pola mainnya, enak, enjoy, tidak tegang, dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya," ungkap Herry.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - 2 Sejarah Manis Greysia/Apriyani dalam Capaian Bulu Tangkis Indonesia
Namun demikian, dari kacamata Herry IP, performa Marcus/Kevin tidak maksimal bukan karena faktor teknis.
"Marcus/Kevin kita tidak bisa bicara teknis, mereka kalau menurut saya masalahnya di mental," jelas Herry IP.
"Mereka terlalu beban, tidak bisa mengatur pikirannya, mungkin terlalu berekspektasi atau bagaimana jadi mainnya kacau."
"Faktor servisnya difault terus juga ada sedikit. Faktor mereka tidak ada pertandingan, juga ada. Tetapi menurut saya faktor terbesarnya di masalah mental," lanjutnya.
Marcus/Kevin memang datang ke Olimpiade Tokyo 2020 dengan berlabel status unggulan pertama.
Tak cuma itu, beberapa waktu lalu sebelumnya, Marcus/Kevin pernah mengungkap bahwa target mereka memang medali emas.
Source | : | PBSI |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |