SportFEAT.com - Pembalap penguji Honda, Stefan Bradl menilai adanya sosok Marc Marquez di timnya bak pisau bermata dua.
Marc Marquez selalu menjadi ujung tombak bagi Repsol Honda dalam 10 tahun terakhir.
Dalam perioede tersebut ia mencapai kesuksesan dengan meraih enam gelar di antaranya.
Namun kini situasinya begitu kontras usai Honda mengalami performa yang jauh dari harapan dalam tiga musim terakhir.
Baca Juga: Johann Zarco Menilai Pembalap Berpengalaman Bisa Tuai Keuntungan Diadakannya Sprint Race
Banyak yang berujar, performa buruk Honda sebenarnya tak terjadi baru-baru ini saja.
Namun bedanya, di masa lalu, Marc Marquez mampu menutup kekurangan Honda dengan performanya di atas lintasan.
Sayangnya hal itu mungkin tak bisa dilakukan lagi oleh pembalap asal Spanyol itu.
Hal itu tak terlepas dari kondisi fisiknya yang tak seperti dulu lagi pasca kecelakaan di Sirkuit Jerez 2020 silam.
"Memiliki pembalap luar biasa seperti Marc Márquez di tim adalah kutukan sekaligus berkah," kata Bradl dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Tidak mudah bagi manajer tim dan para petinggi Honda lainnya."
Baca Juga: Yamaha Sangat Berharap Tak Akan Ditinggalkan Fabio Quartararo
"Saya pernah membaca di SPEEDWEEK, bos perusahaan KTM, Stefan Pierer, sama sekali tidak ingin mempekerjakan Márquez."
"'Jika ia menang, itu adalah karena sang pembalap. Dan jika ia kalah, itu adalah sepeda motor saya,' demikian alasannya."
"Situasi seperti itu tidak mudah ditangani. Hal yang sama di Formula Satu."
"Di Red Bull Racing, Anda memiliki pembalap nomor satu seperti Max Verstappen, Sergio Perez harus berbaris di belakangnya."
"Sama halnya dengan Repsol Honda."
"Pembalap kedua harus membuktikan posisinya terlebih dahulu, dan jika hasilnya tidak langsung berada di tempat yang mereka inginkan, yaitu naik podium secara permanen, maka tekanan akan semakin besar."
Baca Juga: Dani Pedrosa Beri Bukti Jika Marc Marquez Bisa Cepat dengan Motor yang Tak Sempurna
"Untuk tim pabrik dengan masa lalu yang begitu sukses, orang Jepang juga melihat langsung pada hasilnya."
"Rekan setim Marc mungkin melewatkan faktor waktu dan kesabaran."
"Kadang-kadang Anda harus memberi sedikit waktu kepada pembalap."
Efek dari cedera Marc Marquez yang sering kambuh pada tiga musim terakhir, Honda mencoba mengubah strategi mereka dalam pengembangan motor.
Di musim 2021, Honda memutuskan untuk mengembangkan motor yang disesuaikan dengan keinginan pembalap masing-masing.
Sayangnya strategi itu tak menunjukan hasil yang positif.
Di saat para pembalap Honda masih kesulitan, Marc Marquez masih bisa mencetak kemenangan dengan kondisi lengan yang tak sempurna.
Terbaru, Marc Marquez yang sudah tak muda lagi mengeluhkan performa yang ditunjukan motor prototipe yang akan digunakan pada musim depan.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Matius Nico Henrikus |
Editor | : | Matius Nico Henrikus |