Menurut juara All England Open delapan kali tersebut, berhentinya audisi bulu tangkis PB Djarum dikhawatirkan bakal menyendat pembinaan atlet sejak usia dini.
Rudy menuturkan bahwa upaya Djarum Foundation dan PB Djarum dalam mendukung bulu tangkis melalui ajang audisi umum yang digelar di berbagai wilayah di Indonesia mestinya patut diapresiasi.
Sebab, tak banyak pihak, baik swasta maupun pemerintah, yang berkenan untuk memberi perhatian khusus terhadap dunia bulu tangkis secara keberlanjutan seperti Djarum Foundation.
Baca Juga: US Open 2019 - Rafael Nadal Buktikan Diri Bukan Sekadar 'King of Clay'
PB Jaya Raya sendiri sebenarnya juga menggelar audisi bulu tangkis.
Akan tetapi, skala yang dilakukan tak sebesar PB Djarum.
PB Jaya Raya pun hanya menggelar audisi sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
"Kami lebih banyak mengeluarkan dana untuk pembinaan pemain dari klub kecil," ujar Rudy.
"Nanti, ketika sudah matang (teknik bermainnya -red), baru ditarik ke PB Jaya Raya,"
"Apa yang kami lakukan jelas merupakan investasi. Dana kami tak sebesar Djarum, makanya kami pakai cara itu." kata Rudy Hartono lagi.
Baca Juga: Meski Berhenti, Yoppy Tegaskan PB Djarum Tak Akan Menyerah Cari Pemain Potensial
Melalui keputusan yang diambil PB Djarum, maka audisi umum beasiswa bulu tangkis pada 2019 bakal menjadi edisi terakhir.
Sebelumnya, pihak PB Djarum melalui Direktur Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, telah menyebutkan bahwa rangakaian audisi umum PB Djarum masih akan digelar hingga edisi final di Kudus, jawa Tengah, pada November mendatang.