Find Us On Social Media :

Soal Tudingan KPAI terhadap PB Djarum, Rudy Hartono Usul Dilakukan Survei

Rudy Hartono (Kanan) bersama Ketua PORDASI.

SportFEAT.COM - Polemik berhentinya audisi umum PB Djarum mencuri perhatian salah satu legenda hidup bulu tangkis Indonesia, Rudy Hartono.

Rudy Hartono yang juga sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum PB Jaya Raya, berpendapat bahwa tudingan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) terhadap PB Djarum masih tergolong subjektif.

Eks tunggal putra Indonesia yang pernah menjadi Juara Dunia 1980 itu pun mengusulkan salah satu jalan tengah terhadap tudingan KPAI kepada PB Djarum.

Rudy pun menyebut satu usulan yakni diselenggarakannya survei soal audisi Djarum terhadap orangtua peserta audisi dan masyarakat luas.

Rudy menilai survei perlu dilakukan untuk membuktikan tudingan KPAI tentang eksploitasi yang terjadi dalam audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum.

"Perlu ada survey terhadap keluarga peserta dan masyarakat luas, persentasenya 50-50," tutur Rudy Hartono, dikutip SportFEAT.com dari laman Kompas.

"Jadi ada semacam input untuk menentukan. Sebelum memberikan suatu kesimpulan, memang perlu disurvei dulu, betul atau tidak ada eksploitasi anak," imbuhnya.

Baca Juga: Carolina Marin Resmi Comeback pada Turnamen Vietnam Open 2019

Baca Juga: Marc Marquez Miliki Satu Kemampuan Langka Menurut Legenda MotoGP

Menurut juara All England Open delapan kali tersebut, berhentinya audisi bulu tangkis PB Djarum dikhawatirkan bakal menyendat pembinaan atlet sejak usia dini.

Rudy menuturkan bahwa upaya Djarum Foundation dan PB Djarum dalam mendukung bulu tangkis melalui ajang audisi umum yang digelar di berbagai wilayah di Indonesia mestinya patut diapresiasi.

Sebab, tak banyak pihak, baik swasta maupun pemerintah, yang berkenan untuk memberi perhatian khusus terhadap dunia bulu tangkis secara keberlanjutan seperti Djarum Foundation.

Baca Juga: US Open 2019 - Rafael Nadal Buktikan Diri Bukan Sekadar 'King of Clay'

PB Jaya Raya sendiri sebenarnya juga menggelar audisi bulu tangkis.

Akan tetapi, skala yang dilakukan tak sebesar PB Djarum.

PB Jaya Raya pun hanya menggelar audisi sebanyak tiga kali dalam satu tahun.

"Kami lebih banyak mengeluarkan dana untuk pembinaan pemain dari klub kecil," ujar Rudy.

"Nanti, ketika sudah matang (teknik bermainnya -red), baru ditarik ke PB Jaya Raya,"

"Apa yang kami lakukan jelas merupakan investasi. Dana kami tak sebesar Djarum, makanya kami pakai cara itu." kata Rudy Hartono lagi.

Baca Juga: Meski Berhenti, Yoppy Tegaskan PB Djarum Tak Akan Menyerah Cari Pemain Potensial

Melalui keputusan yang diambil PB Djarum, maka audisi umum beasiswa bulu tangkis pada 2019 bakal menjadi edisi terakhir.

Sebelumnya, pihak PB Djarum melalui Direktur Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, telah menyebutkan bahwa rangakaian audisi umum PB Djarum masih akan digelar hingga edisi final di Kudus, jawa Tengah, pada November mendatang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Laga timnas Indonesia kontra Malaysia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 memunculkan sejumlah fakta yang menarik diulas loh! #timnas #indonesia #timnasindonesia #garuda #gridnetwork #kualifikasipialadunia #worldcupqualification

A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on