"Pandemi virus Corona telah membuat kami banyak melakukan pekerjaan tambahan. Pada saat yang sama, kebahagiaan juga hilang karena kami tidak bisa ke restoran, banyak batasan dan tidak bisa lagi mengundang tamu" ucap Jarvis.
Covid-19 bukan satu-satunya alasan Jarvis berpikir untuk mundur.
Masalah di Yamaha sempat sangat krusial, salah satunya telah puasa gelar juara dunia sejak 2015 silam.
Selain itu, tahun lalu tim berlogo garpu tala harus ketiban masalah soal mesin. Yamaha diberi sanksi pengurangan poin manufaktur dan tim setelah kedapatan mengganti klep yang rusak tanpa memberi tahu pihak MSMA.
Baca Juga: MotoGP 2022 - Update Kondisi Marc Marquez, Masih Harus Jauh-jauh dari Hal Ini
Tepatnya ada regulasi yang kurang dipahami secara benar oleh pihak Yamaha terkait penggantian mesin mereka.
Kemudian di MotoGP 2021, Yamaha juga harus berurusan dengan masalah yang ditimbulkan Maverick Vinales hingga terpaksa menjatuhkan hukuman skors kepada pembalap yang sudah pindah ke Aprilia itu.
Kasus Maverick Vinales ini sampai membuat petinggi Jepang di Yamaha tampaknya ikut murka.
Baca Juga: Setelah Terdepak dari MotoGP, Iker Lecuona Belum Apa-apa Sudah Tuai Start Malang di WSBK
"Masalah klep juga sangat melelahkan. Lalu tahun ini kami juga harus berurusan dengan kasus Maverick," ucap Lin Jarvis.
Semua musibah dan ujian yang mendera Yamaha membuat Jarvis wajar berpikir untuk mundur.
Apalagi target juara dunia serasa mustahil bagi mereka mengingat Rossi kala itu akan pensiun.