SportFEAT.COM - Pembalap Ducati Lenovo Team Francesco Bagnaia, menceritakan pengaruh besar Valentino Rossi dalam kariernya balapnya.
Francesco Bagnaia mulai mencuri perhatian pecinta adu balap sejak pertama kali mentas pada MotoGP 2019 lalu.
Pembalap berusia 24 tahun itu tercatat pertama kali tampil di kelas premier bersama tim satelit Ducati Pramac Racing.
Performa apik yang ditunjukkan Bagnaia dalam tiga musim terakhir membuatnya mendapat kado spesial yakni dipromosikan sebagai pembalap utama Ducati.
Baca Juga: Sekian Lama Tarik-Ulur Jawaban, Andrea Dovizioso Tolak Gabung Aprilia?
Tak tanggung-tanggung, rider berpasport Italia itu mendapat kontrak eksklusif selama dua tahun tercatat mulai gelaran MotoGP 2021.
Bagnaia langsung membuktikan kepada Ducati bahwa ia layak memperkuat skuad Borgo Panigale.
Hingga seri ketujuh yang telah digelar, rekan setim Jack Miller itu sudah tiga kali naik podium dan saat ini menempati posisi kelima klasemen sementara MotoGP 2021.
Di balik pencapaian apik musim ini, Bagnaia ternyata sempat mengalami masa sulit saat pertama kali merintis sebagai pembalap.
Namun ia bersyukur bisa dipertemukan dengan Valentino Rossi, yang notabene mentor balapnya.
Lewat gemblengan VR46 Riders Academy (akademi balap Rossi), Bagnaia mulai dikenal sebagai salah satu pembalap potensial.
Baca Juga: Usai Terlibat Kecelakaan Sepeda, Alex Rins Latihan Pakai Motor Mini Jelang MotoGP Jerman 2021
"Saya pikir saya tak akan berada di MotoGP tanpa akademi (VR46)," ungkap Bagnaia, seperti dikutip SportFeat.com dari Motorsport.com.
"Pada tahun pertama saya di kejuaraan dunia, saya sangat lambat dan berada di posisi terakhir. Itu sangat sulit."
Bagnaia sendiri mulai terjun ke ajang Moto3 pada 2013 lalu bersama Tim Italia FMI.
Namun prestasinya saat itu kurang maksimal dimana Bagnaia gagal meraih poin dalam 17 balapan. Pencapaian terbaiknya saat itu hanya menempati posisi ke-16 di Sepang.
Titik balik karier Francesco Bagnaia terjadi setahun kemudian, dimana ia direkrut oleh VR46 Team yang kebetulan membutuhkan pembalap untuk Moto3 2014.
"Mereka mengontrak dan membantu saya," kenang jebolan VR46 Riders Academy tersebut.
Bagnaia mendapatkan total 50 poin dan menutup musim di peringkat ke-16.
Setelah itu, pria yang akrab disapa Pecco itu digeser ke Mahindra selama dua tahun. Namun masih menjadi bagian VR46.
Bersama Mahindra, ia terus menunjukkan performa meningkat.
Bagnaia akhirnya sukses meraih kemenangan Moto3 perdananya pada 2016 di Assen, Belanda. Lalu podium utama keduanya disegel di Malaysia di tahun yang sama.
Baca Juga: Nomor Start Jason Dupasquier Resmi Dipensiunkan pada MotoGP Jerman 2021
Setahun kemudian, Pecco kembali mendapat durian runtuh ketika VR46 untuk pertama kali mentas di Moto2.
Bagnaia mendapat kepercayaan dari Rossi untuk mengisi satu kursi.
Ia pun menjawab kepercayaan dengan berhasil menyelesaikan tahun debut kelas menengah di posisi kelima klasemen dengan raihan lima podium.
Bagnaia terus menunjukkan penampilan signifikan setahun kemudian, dimana ia berhasil naik 12 podium dalam 19 seri yang digelar pada Moto2 2018.
Ia pun menutup musim dengan status sebagai juara dunia Moto2 yang mengantarkannya promosi ke kelas premier semusim kemudian.
"Senang sekali bisa terus bersama mereka (VR46 Riders Academy). Kami berbicara tentang banyak topik, dari balapan dan hal-hal lainnya," ungkap Bagnaia.
"Dalam latihan ada motivasi ekstra ketika kami berlatih bersama. Persaingan juga sangat tinggi saat latihan," tutup pembalap asal Turin tersebut.
Source | : | Motorsport |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nuranda Indrajaya |